|
Sirih Merah |
Tanaman sirih merah (
Piper crocatum) termasuk dalam famili
Piperaceae. Ciri khas tanaman ini adalah memiliki batang bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga.
Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan bagian ujung daun meruncing. Permukaan daun mengkilap dan tidak merata. Daun ini tumbuh merambat di pagar atau pohon dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakkan dan mengkilap saat kena cahaya.
Dalam daun sirih merah banyak terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid.
Yang membedakan dengan
sirih hijau adalah selain daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya lebih wangi.
Sirih merah merupakan salah satu tanaman obat potensial yang sejak lama telah dikenal mempunyai banyak khasiat obat untuk mengatasi berbagai jenis penyakit, disamping itu daun ini juga memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi.
Sirih merah sejak dulu telah digunakan oleh masyarakat yang berada di Pulau Jawa sebagai obat untuk meyem-buhkan berbagai jenis penyakit dan merupakan bagian dari acara adat. Sirih merah termasuk dalam satu elemen penting yang harus selalu disediakan dalam setiap upacara adat khususnya di Jogyakarta. Ramuan sirih merah telah lama dimanfaatkan oleh lingkungan keraton Jogyakarta sebagai tanaman obat yang beguna untuk ngadi saliro.
Pada kurun waktu 1990-an, sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias oleh para hobiis, karena memilik penampilan yang menarik. Permukaan daunnya merah keperakan dan mengkilap.
Baru pada tahun-tahun terakhir ini sirih merah kembali ramai dibicarakan dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Dari beberapa pengalaman, diketahui sirih merah memiliki khasiat obat untuk berbagai penyakit. Dengan ramuan yang berasal dari daun sirih merah, telah banyak masyarakat yang berhasil pulih dari berbagai macam penyakit. Oleh karena itu kini mulai banyak orang yang ingin membudidayakannya.
Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit.
Hasil uji praklinis yang dilakukan pada tikus dengan pemberian ekstrak hingga dosis 20 g/kg berat badan, membuktikan bahwa sirih merah aman dikonsumsi dan tidak bersifat toksik.
|
Sirih Merah |
Sirih merah banyak digunakan pada pusat klinik herbal sebagai ramuan atau terapi bagi
orang-orang yang ingin mencari alternatif pengobatan lain selain dengan penggunaan obat kimia. Potensi sirih merah sebagai tanaman obat multi fungsi sangat besar sehingga perlu sekali ditingkatkan dalam penggunaannya sebagai bahan obat moderen.
Kandungan Kimia
Tanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan tertentu, yang disebut dengan metabolit sekunder. Metabolit sekunder tanaman merupakan bahan yang tidak esensial untuk kepentingan hidup tanaman tersebut, tetapi mempunyai fungsi untuk berkompetisi dengan makhluk hidup lainnya.
Metabolit sekunder yang diproduksi tanaman bermacam-macam seperti alkaloid, terpenoid, isoprenoid, flavonoid, cyanogenic, glucoside, glu-cosinolate dan non protein amino acid. Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang paling banyak di produksi tanaman. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistim heterosiklik. Nenek moyang kita telah memanfaatkan alkaloid dari tanaman sebagai obat. Sampai saat ini semakin banyak alkaloid yang ditemukan dan diisolasi untuk obat moderen.
Para ahli pengobatan tradisional telah banyak menggunakan tanaman sirih merah oleh karena mempunyai kandungan kimia yang penting untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid. Dalam buku ”A review of natural product and plants as potensial antidiabetic” disebutkan bahwa senyawa alko-koloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah.
Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol, eugenol, pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, dan fenil propada.
Karena banyaknya kandungan zat/senyawa kimia bermanfaat inilah, daun sirih merah memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat. Karvakrol bersifat desinfektan, anti jamur, sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, sedangkan tanin dapat digunakan untuk mengobati sakit perut.
Pada akhirnya, dengan
cara pengobatan yang tepat, daun ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai gejala penyakit yang timbul dalam tubuh kita.